PADANG-Wujudkan aksi nyata setelah baru diresmikan November lalu, Pusat Riset Pengelolaan Limbah Organik UNP ikut berpartisipasi pada workshop Penyusunan Rencana Aksi Pengelolaan Sampah di Kota Padang yang diselenggarakan atas kerjasama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, IGES Centre Collaborating with UNEP on Environmental Technologies (CCET), Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas dan WALHI Sumatera Barat pada 28-29 Desember 2021 di Hotel Pangeran, Kota Padang.
Dalam kegiatan ini CRROWM UNP diwakili oleh Siska Alicia Farma, S.Pd., M.Biomed (Sekretaris CRROWM UNP). Siska yang juga Dosen Biologi FMIPA UNP menyampaikan bahwa pengelolaan sampah menjadi salah satu sektor esensial yang perlu diperhatikan, karena dapat menimbulkan berbagai dampak lingkungan dan kesehatan pada jangka panjang. Permasalahan sampah merupakan masalah kompleks yang harus diselesaikan bersama.
Direktur WALHI SUMBAR Uslaini menyampaikan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah untuk menghimpun masukan dari berbagai pihak terutama para akademisi dari berbagai kampus di Kota Padang untuk memberikan solusi bersama terkait pengelolaan sampah di Kota Padang. Akademisi yang ikut terlibat dalam kegiatan ini diantaranya Universitas Negeri Padang, Universitas Andalas, Universitas Bung Hatta, UIN Imam Bonjol, STTIND, dan STIKES Indonesia.
Rencana Aksi ini akan dilakukan pada 5 perwaklian kawasan di Kota Padang. Pemilihan 5 kawasan ini berdasarkan pada studi pendahuluan yang dilaksakanan oleh Dr. Eng. Slamet Raharjo, ST., M.Eng (Dosen Teknik Lingkungan Universitas Andalas) mewakili IGES Centre Collaborating with UNEP on Environmental Technologies (CCET) bersama dengan Tim.
Dalam paparannya Dr. Eng. Slamet Raharjo, ST., M.Eng menyampaikan berdasarkan hasil studi awal terdapat 2 isu utama yang menjadi perhatian yaitu terllau banyak sampah yang di bawa ke TPA, akibatnya umur TPA semakin singkat, dan terjadi pencemaran lingkungan akibat pengelolaan sampah yang kurang tepat. Oleh karena itu dalam penyusunan rencana aksi ini melibatkan Pemerintah, Akademisi, LSM, Tokoh Masyarakat, dan Pengusaha.
Menjawab isu ini Siska selaku perwakilan CRROWM UNP menyampaikan bahwa permasalahan sampah ini tidak lepas dari kebiasaan dan perilaku hidup. Masyarakat cenderung akan merubah sebuah kebiasaan jika terdapat nilai tambah bagi mereka terutama pada segi ekonomi. Sampah organik khususnya dapat diolah menjadi ecoenzyme yang hasilnya dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari hari, salah satu contohnya sebagai pembersih kamar mandi yang ramah lingkungan, dengan ini saja dapat menghemat pengeluaran rumah tangga. Masih banyak lagi manfaat ecoenzyme dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pengolahan sampah organik menjadi kompos dan biokonversi magot juga menjadi bagian yang menjanjikan dari segi ekonomi. Masyarakat tinggal memilih cara pengolahan mana yang mereka mau lakukan. Sebagai realisasi nyata, Tim nantinya dapat mengupayakan penyediaan drum-drum untuk mendukung pembuatan kompos ataupun ecoenzyme, khususnya pada rumah tangga yang berada di 5 perwakilan kawasan tersebut.
Kegiatan pembuatan ecoenzyme, kompos, ataupun magot juga dapat dilakukan oleh sekolah-sekolah dan pesantren yang berada di sekitar kawasan tersebut sebagai bentuk percontohan. CRROWM UNP melalui ECOBY ecoenzyme produk dari Jurusan Biologi UNP ikut serta mendampingi SMA 1 Pertiwi Padang pada perolehan penghargaan Adiwiyata Nasional. Hal ini juga dapat dicontoh oleh sekolah lainnya, ujar Siska. Menutup penyampaiannya Siska menuturkan Pasar yang menjadi salah satu penghasil sampah organik yang besar juga dapat dilibatkan dalam pengelolaan sampahnya sendiri baik menjadi ecoenzyme, kompos ataupun biokonversi magot. (rel)